-->

Sedikit Cerita dari LCS, Orang Tua, Guru dan Siswa

 

Membawa orang tua dalam pemantauan progres belajar siswa.


Ada beberapa kasus dimana orang tua ketika terima rapor anaknya merasa tidak setuju, di zolimi oleh guru dalam hal pemberian nilai.


Ini terjadi karena orang tua hanya tau hasil akhirnya saja yang mungkin tidak tau bagaimana proses belajar anaknya. 


Seringkali orang tua mengatakan "anak saya di rumah baik kok, anak saya rajin kok" tapi fakta di sekolah bisa jadi berlawanan.


Beberapa atau mungkin banyak juga siswa yang segan dan takut jika dipantau langsung oleh orang tuanya dalam proses belajarnya.


'ketakutan di pantau' inilah yang coba saya manfaatkan.


Mungkin ini sudah ada sebelumnya. Dan mungkin ini bukan cara terbaik juga tapi setidaknya selama hampir satu semester ini saya jalankan alhamdulillah berhasil. Hmm mungkin tidak langsung membuat siswa pintar belajar tapi setidaknya mereka ikut dan serius dalam belajar dulu.


Pintar dan menjadi juara itu hanya hasil akhir. Sebelum itu dicapai pastinya melalui proses yang tiap siswa mungkin berbeda.


Biasanya kita berusaha dan menunggu siswa untuk rajin belajar tapi menunggu itu tidak enak. Bagaimana kalau kita paksa dulu. Memang paksaan mungkin kurang baik tapi kembali lagi setidaknya mereka mungkin diawal sedikit terpaksa dan karena terbiasa ya semoga mereka bisa mampu untuk belajar yang baik.


Metode ini saya namakan "LEMBAR CATATAN SIAWA (LCS)" yang lebih detail dari sekedar 'Ayo! Tingkatkan lagi belajarmu!' di rapor diakhir semester.


LCS ini adalah catatan siswa per pertemuan. Yaa tidak salah, per pertemuan. Misal hari ini siswa praktik membuat program web sederhana. Di LCS-nya langsung saya detailkan kehadiran, sikap dan pribadi siswa ketika praktik sampai sejauh mana siswa bisa mampu menguasai pembelajarannya yang sedang dipelajari dan diuji.


Kemudian siswa akan membawa LCS-nya masing-masing pulang dan ditandatangani oleh orang tua dirumah dan dibawa besoknya ke sekolah untuk saya berikan validasi berupa tanda tanda tangan juga.


Misal siswa namanya TESA hari ini praktik dengan sangat baik. Saya detailkan di bagian kolom capaian positif 'Anak Bpk/Ibu sudah mampu menguasai materi dengan baik. Dari teman-temannya yang lain Tesa adalah yang paling luar biasa. Membuat web yang juga lumayan sulit tapi dia lalui dengan lancar. Ganbate!'.


Sehingga orang tua tau progress dan proses belajar per sesi dengan saya. Sehingga selain guru pantau, orang tua juga merasa diikutsertakan dalam proses belajar siswa. Tidak hanya diantar dan di daftarkan oleh orang tua ke sebuah sekolah lalu orang tua pasrah menerima apa saja hasil akhirnya.


Bagaimana jika catatan siswa di LCS-nya jelek? Misal 'Anak Ibu belum mampu untuk membuat web, sehingga kali ini saya berikan nilai D. Sangat jauh dari kata mampu, semoga dengan lebih rajin belajar berikutnya anak Ibu mampu mencapai target.'


Orang tua mana yang tidak akan mengingatkan anaknya jika ada catatan seperti itu ke anaknya? Setidaknya orang tua mengingatkan dan guru di sekolah memberikan motovasi juga sehingga siswa lebih merasa diperhatikan dan dipantau prosesnya.


Dan tidak lupa saya berikan penilaian dalam bentuk huruf juga di LCS-nya dalam range A-E.


Mungkin bagi guru akan sedikit repot. Tapi kalau hasil akhirnya bagus mengapa tidak? 


Untuk sedikit membuat mudah, saya sediakan opsi template dibagian kolam catatannya. Misal langsung tersedia opsi 'Menguasai materi, tidak menguasai materi' sehingga tidak harus menulis manual kecuali jika ada catatan yang harus ditulis.


Metode ini memang tidak sempurna, tapi adakah metode yang sempurna? Jawabannya tidak ada. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Bawah Artikel